Mengenal Lebih Dekat Kain Tenun Troso Jepara
[ad_1]
Travel Blog Wisata – Kota Jepara selain terkenal dengan ukirannya sampai ke luar negeri juga terkenal dengan pantai-pantainya yang indah. Sebut saja Pantai Kartini, Pantai Bandengan dan Karimun Jawa yang mendunia itu. Tetapi ternyata ada satu yang terlupa.
Selain semua daya tarik wisata di atas, Kota Jepara juga terkenal dengan kain tenun tradisionalnya yaitu Troso. Penasaran dengan kain Tenun Troso? Jujur saya penasaran setelah beberapa waktu lalu menemukan kemeja dari Tenun troso diantara deretan baju batik di sebuah Mall terkenal di Jakarta. Jadi liburan panjang kemarin saat kami main ke Jepara saya menyempatkan diri melihat-lihat sentra tenun ini di pusatnya langsung yaitu Troso Jepara.
Kebetulan kami ke Jepara membawa mobil melalui jalur darat. Namun buat yang sibuk dan tidak memiliki banyak waktu bisa ke Jepara menggunakan pesawat dari Jakarta dan turun di Bandara A.Yani Semarang. Kota Jepara ditempuh dua jam perjalanan menggunakan mobil atau travel dari Semarang.
Troso adalah nama salah satu desa yang terdapat di kecamatan Pecangaan Kabupaten Jepara. Di Desa inilah tempat komunitas pengrajin Tenun Ikat Troso berada. Sebenarnya Tenun Troso adalah teknik tenun gedok dan kemudian dalam kurun waktu yang cukup panjang, berkembang menjadi tenun ikat. Namun masyarakat Kabupaten Jepara & sekitarnya lebih mengenal dengan sebutan “Tenun Troso”.
Cara pembuatan Tenun Troso ini lumayan rumit. Dimulai dari penyusunan benang yang ditata rapi berjajar yang disebut dengan ngeteng plangkan. Benang yang ditata rapi tersebut kemudian dikaitkan dengan plangkan atau rangkaian kayu berbentuk kotak yang disebut nali atau mengikat motif dengan tali rafia. Selanjutnya adalah penataan motif dan pemberian motif pada benang yang akan ditenun. Kemudian proses penenunan menggunakan alat tradisional atau Alat Tenun Bukan Mesin.
Berbagai motif Tenun Troso seperti Tenun Sutra, Tenun Rangrang, Tenun Rajut, Tenun Endek, Tenun Motif Skaf dan Tenun Motif Kalimantan dan lainnya dijumpai di toko tenun terbesar di Troso yang kami kunjungi. Harga per lembar kainnya bervariasi dari harga 135 ribu rupiah sampai 500 ribu untuk kain katun dan 500 ribu hingga 3 juta untuk jenis kain sutra. Harga kain Tenun Troso ini lebih mahal dibandingkan batik cap karena Tenun Troso ini dibuat menggunakan alat tenun bukan mesin (ATBM). Harga kemejanya tentu saja lebih mahal dari harga kainnya.
Lihatlah kain-kain tenun di bawah ini. Warna-warni ya? Rasanya pengin diborong semua deh. Hihi…Sayangnya bawa uangnya terbatas. Jadi hanya ayah dan dua krucils saja yang kebagian baju. Saya sendiri cukup menikmati keindahan Tenun Troso ini dan mengabadikannya dengan kamera smartphone. Berharap suatu hari nanti bisa ke Troso lagi dan membawa salah satu dari kain-kain cantik yang terpajang ini.
Kain-kain Tenun Troso ini sudah terkenal ke seluruh penjuru negeri. Pemasarannya sudah sampai di luar Jepara bahkan di kota-kota besar di luar Jawa. Tampak beberapa karyawan sedang packing berlembar-lembar kain untuk dikirim ke luar daerah.
Tampaknya duo krucils sudah tidak sabar mencoba baju Tenun Troso nya yang baru. Meskipun belum dicuci, mereka memakai baju tenunnya saat kami pergi ke Candi Prambanan Yogyakarta keesokan harinya. Mari kita turut melestarikan budaya bangsa dan memajukan UKM dengan memakai produk-produk dalam negeri. Semoga Tenun Ikat Troso makin maju ya.
*Disclaimer, semua konten merupakan tanggung jawab kontributor.
[ad_2]