10 Foto Gua Maria Pohsarang Kediri, Lokasi Alamat Sejarah Penginapan Hotel Rute Jalan Menuju Wisata
[ad_1]
Alamat Tempat Wisata: Desa Pohsarang, Kecamatan Semen, Kabupaten Kediri, Jawa Timur 80351
Map: Klik Disini
Harga Tiket Masuk: IDR 5.000 per Mobil dan IDR 3.000 per Motor
Jam Buka: 24 Jam
Nomor Telp: (0354) 777285
Tempat wisata tidak selalu pantai dan pegunungan. Semua bisa menjadi tempat wisata asalkan ada suatu hal unik didalamnya ataupun dapat menghibur. Terkadang kita terlalu mengkerdilkan definisi dari tempat wisata. Semua harus berbau alam nan indah. Tapi ketauilah, tidak semua yang indah itu dapat menenangkan.
Jika dilihat lebih luas, tempat wisata dapat berupa berbagai macam tempat. Warung makan, restoran, café, warung kopi, masjid, museum, goa, rumah teman, saudara dan masih banyak lainnya bisa jadi sebuah tempat wisata. Intinya adalah dapat menghibur hati yang gundah karena aktivitas tiap hari.
Ada kata goa dalam penyebutan di atas. Bagi pecinta alam, tentu tempat tersebut adalah sebuah bangunan alam yang sangat indah. Terbentuk secara alami karena kehendak Sang Maha Pencipta.
Indonesia memiliki banyak gua, namun masih sebagian kecil saja yang sudah terekspos, salah satunya di Kediri, Jawa Timur. Kota yang terkenal dengan pecel dan tahu kuningnya ini tidak hanya memiliki sejarah kerajaan yang panjang, tetapi juga memiliki tempat wisata yang indah.
Di Kediri terdapat suatu tempat wisata berupa gua, tetapi juga menjadi tempat untuk ibadah agama tertentu. Nama gua ini adalah Gua Puhsarang. Umumnya gua hanya dijadikan sebagai objek wisata saja, namun di kota pecel ini ternyata ada gua yang juga menjadi sebuah tempat ibadah untuk umat Katolik.
Daftar Isi
Harga Tiket Masuk
Letak gua ini berada di Desa Pohsarang, Kecamatan Semen, Kabupaten Kediri. Jika dari pusat kota Kediri kurang lebih 10 km ke arah Barat Daya.
Memasuki seluruh area wisata religi umat Katolik di Kediri ini cukup membayar biaya parkir saja. Untuk mobil cukup membayar IDR 5.000 dan sepeda motor IDR 3.000. Umumnya yang mengunjungi tempat ini adalah umat Katolik. Tidak hanya berkunjung, melainkan juga berziarah.
Dijangkau Transportasi Umum
Untuk menuju ke gua ini dapat dilakukan dengan menggunakan transportasi umum maupun pribadi. Waktu tempuh dari kota Kediri ke lokasi objek wisata religi umat Katolik ini kurang lebih 60 hingga 90 menit, tergantung keadaan lalu lintas dan rute yang dilalui.
Jika tidak tahu rute mana yang harus dilalui, maka bukalah peta online. Disitu akan ada gambar rute jalan menuju ke lokasi wisata ini. Selain itu di peta ini juga ada foto seperti album Gua Puhsarang, jadi lebih memudahkan jika ingin berkunjung kesini.
Lokasi ini juga dekat denan penginapan, seperti hotel. Namun pastikan menghubungi nomor telepon hotel jika ingin melakukan pemesanan agar tidak kehabisan kamar.
Sejarah Berdirinya
Sejarah mengatakan jika ajaran Katolik mulai masuk ke Kediri pada tahun 1925. Penyebaran ini dibawahi oleh pelayanan Prefektur Apostolik Surabaya. Ajaran agama ini di Kediri ternyata juga dianut oleh sebagian penduduk lereng Gunung Wilis. Dari sinilah muncul sebuah gagasan.
Gagasan ini diprakarsai oleh Pastor Jan Wolters CM, yaitu berupa pembangunan sebuah gereja. Arsitektur Gereja Puhsarang merupakan hasil karya arsitek yang bernama Henricus Maclaine Pont. Pembangunan ini selesai pada 1934.
Letak gereja ini mulanya berada di dekat makam dana ada sebuah gua berada dekat dengan Gedung Serba Guna dan dibuat oleh Romo Emilio Rossi.
Di dalam gua ini terdapat sebuah patung kecil. Ada tulisan di atas kuningan patung ini yang berarti “Bunda Maria yang terkandung tanpa noda dosa asal, doakanlah aku yang datang berlindung kepadaMu”.
Gua kecil ini, yaitu yang berada di dekat Gedung Serba Guna merupakan gua yang banyak didatangi oleh umat Katolik. Namun uniknya, umat beragama lain juga sering berkunjung. Umumnya umat katolik berkunjung untuk berdoa rosaria maupun novena. Namun ternyata umat lain juga melakukan ritual ibadah disini dan inilah yang membuat aneh.
Setiap agama tentu memiliki kepercayaan sendiri-sendiri dan sangat berbeda dengan agama yang lain. Tapi mengapa banyak dari yang beragama malah beribadah mengikuti ibadah umat lain? Inilah penting mendalami ilmu agama masing-masing.
Dibangunlah Goa
Pengunjung yang terus berdatangan ke sini membuat lahan semakin terasa sempit. Oleh karena itu dibangunlah sebuah gua yaitu Puhsarang yang berlokasi tidak jauh dari area Gereja Puhsarang. Pembangunan ini pertama kali diadakan pada tahun 1998.
Sebagai pembuka mulainya pembangunan, Uskup Surabaya kalai itu Monseignor Johanes Sudiarna Hadiwikarta mengadakan upacara peletakan batu pertama. Gua ini merupakan replika dari Gua Maria Lourdes yang berada di Prancis.
Gua ini terbuat dari semen dan ada sebuah patung Bunda Maria didalamnya. Patung ini sendiri memiliki tinggi 3,5 meter dimana tingginya melebihi ukuran patung aslinya, yaitu 1,75 meter. Patung ini sengaja dibuat lebih besar karena menyesuaikan dengan besarnya gua yang tingginya mencapai 18 meter.
Tidak Goa Saja
Area wisata religi untuk umat Katolik ini tidak hanya mencakup gua saja. Gereja di area ini juga sangat unik, karena memiliki arsitektur peIDR duan antara budaya hindu-jawa. Gereja ini sendiri dibangun pada tahun 1934 dan termasuk dalam peninggalan sejarah.
Memasuki halaman gereja pengunjung akan menjumpai arca Budan Maria dan Yesus dengan tangan terbuka. Jika dilihat hal ini seperti kedua arca ini menyambut para pengunjung. Namun itu hanya perkiraan saja, untuk tujuan aslinya yang lebih tahu adalah si pembuat arca, karena setiap bagian dari arca memiliki filosofi sendiri.
Ketika akan memasuki area pendopo akan ada sebuah gapura yang tersusun dari batu alam. Di sini terdapat sbuah menara lonceng yang dibangun untuk menghormati Santo pelindung sang arsitek. Nama menara ini adalah Santo Henricus. Bagian atas menara lonceng ini terlihat ada sebuah ayam bertengger dan berfungsi sebagai penunjuk arah mata angin.
Area ini juga ada pemakaman umum untuk umat Katolik dan para pastor dari keuskupan agung Surabaya. Di sini juga ada hidangan kana dan gedung Serba Guna yang telah disebutkan sebelumnya.
Disekitar taman Kana ada beberapa warung yang menyediakan makanan serta minuman dan di bagian tengahnya ada jalur berbentuk salib pendek yang mengelilinginya.
Gedung Serba Guna ini biasanya digunakan sebagai tempat istirahat para pengunjung. Nama gedung ini adalah Emaus. Selain digunakan sebagai tempat peristirahatan, gedung ini juga digunakan untuk tempat mengadakan jadwal misa.
[ad_2]