10 Foto Makam Pangeran Jayakarta, Alamat Jatinegara Kaum Yang Asli Dimana?
[ad_1]
Lokasi: Jalan Jatinegara Kaum No. 49 RT 003/RW 003, Pulo Gadung, Jkt Timur
Map: Klik Disini
HTM: Gratis
Buka Tutup: 24 Jam
Telepon: –
Berbicara mengenai makam, terutama makam dari seorang yang sangat beIDR ngaruh di zamannya, pasti sering dikunjungi untuk ziarah.
Di kota Jakarta sendiri terdapat beberapa makam dari para pahlawan yang telah banyak menorehkan sejarah di Indonesia.
Bila sebuah makam sudah sering dikunjungi untuk ziarah, maka dapat dikatakan tempat tersebut sebagai makam keramat.
Salah satu makam keramat di Jakarta adalah makam Pangeran Jayakarta. Alamat makam ziarah ini tepatnya di Jalan Jatinegara Kaum No. 49, Pulo Gadung, Jakarta Timur.
Pangeran Jayakarta, memiliki nama asli Pangeran Achmad Jaketra, yang merupakan putra Pangeran Sungerasa Jayawikarta yang berasal dari Kesultanan Banten.
Alasan penting makam ini termasuk makam keramat, berdasarkan sejarah, beliau adalah pimpinan kota Jaketra (sekarang dikenal Jakarta).
Bersama pasukannya, Pangeran Jayakarta berhasil menyingkirkan pasukan VOC di Jaketra hingga ke Maluku.
Cara Menuju Lokasi
Untuk Anda yang ingin berziarah ke makam Pangeran Jayakarta ini, langsung datang ke alamat yang asli, kawasan Jatinegara Kaum, Pulogadung, Jakarta Timur.
Nantinya, Anda akan menemukan dua gapura sebagai pintu masuk, yang melambangkan keberadaan kerajaan masa lampau.
Makam bersejarah satu ini berada dalam kompleks pemakaman lingkungan masjid Jami’ As-Salafiyah.
Di dalam kompleks pemakaman terdapat empat makam lainnya, dan makam Pangeran Jayakarta berada di arah Barat dari makam-makam tersebut.
Lokasi tempat ziarah ini buka dua puluh empat jam. Selama pengunjung mentaati peraturan yang ditetapkan saat berziarah, di antaranya adalah pengunjung harus melepas alas kaki saat masuk lokasi pemakaman.
Mengenai letak kawasan makam Pangeran Jayakarta sering tertukar dengan lokasi pemakaman keramat lainnya. Misalnya ziarah makam keramat yang berada di kawasan mangga dua ataupun daerah rawamangun.
Bila baru pertama kali berkunjung, ada baiknya untuk datang dalam rombongan. Kalaupun hanya sendiri atau beberapa orang saja, tanpa ada pemandu, Anda dapat menggunakan peta lokasi melalui layanan internet.
Setelah berada di tempat makam keramat, ada baiknya tidak mengambil foto atau gambar secara berlebihan, tentunya untuk menghormati para leluhur tersebut.
Kisah Misteri
Makam bersejarah memang selalu identik dengan banyak kisah misteri ataupun mitos yang melingkupinya.
Sengaja atau tidak, kisah-kisah tersebut tidak muncul begitu saja, melainkan diikuti beberapa kejadian terkait dengan makam tersebut.
Untuk makam Pangeran Jayakarta, adapun mitos yang melingkupinya adalah bila berdoa di makam ini, maka doanya akan terwujud.
Menurut juru kunci yang menjaga makam tersebut, minta karomah supaya niat akan sesuatu yang diharapkan, segera tersampaikan.
Walau demikian, ada juga pengunjung yang hanya sekedar berziarah, menghormati leluhur yang telah memerdekakan Indonesia.
Tidak seharusnya memang, situs makam ziarah dijadikan sebagai tempat permohonan ‘doa’ ataupun dikaitkan dengan hal mistis dan sejenisnya.
Menghormati warisan leluhur dan tidak melupakan sejarah, di mana beliau berusaha dengan segenap upaya untuk mempertahankan negerinya dari jajahan musuh.
Asal Usul Pangeran
Telah disebutkan sebelumnya tentang Pangeran Jayakarta yang merupakan putra Pangeran dari Kesultanan Banten.
Namun, sumber lain ada yang beIDR ndapat, bahwa beliau adalah putra Pangeran Hasanuddin dari banten.
Pangeran Hasanuddin masih memiliki hubungan kerabat dengan Sunan Gunung Jati, yang merupakan pendiri Kesultanan Cirebon serta Banten.
Berdasarkan silsilah keluarga, Pangeran Jayakarta mewarisi kekuasaan atas wilayah Jayakerta dari Ratu Bagus Angke, yang merebut kekuasaan pemerintahan Fatahillah.
Ada banyak versi mengenai sejarah Pangeran Jayakarta. Versi lain menyebutkan Fatahillah berhasil menyingkirkan Portugis yang saat itu menjajah wilayah jaketra.
Berkat bantuan pasukan dari daerah Demak, Cirebon, Banten, akhirnya beliau berhasil merebut Sunda Kelapa.
Karena keberhasilannya ini, Fatahillah mengubah nama Sunda Kelapa menjadi Jayakarta, yang memiliki makna kesejahteraan, kejayaan, dan kemenangan yang sangat sempurna.
Sebagai penguasa Jayakarta yang pertama kali adalah Fadhilan Khan dengan gelarnya yaitu Adipati.
Ada juga versi cerita sejarah yang menyebutkan, bahwa asal-usul nama Jayakarta adalah dari para pelaut Eropa yang selalu menyebutkan pelabuhan Sunda Kelapa itu sebagai Yakarta, namun penduduk lokal mengucapkannya dengan Jakarta.
Sedangkan menurut penuturan pengamat sejarah, nama Jakarta merupakan pemberian dari Sunan Gunung Jati selaku pimpinan Fatahillah, panglima pasukan gabungan saat itu.
Di bawah pemerintahan Fatahillah, Sunda Kelapa mampu berjaya menyaingin pelabuhan Malaka yang saat itu menjadi pusat perantara perdagangan dunia.
Posisinya menjadi sangat bermanfaat dan sangat ramai sekali, sehingga apapun yang dihasilkan dari tanah pejajaran lebih mudah didistribusikan menjadi komoditas siap jual.
Selama berkuasa, Fatahillah didukung oleh empat pangeran setianya. Berasal dari Banten, Pangeran Wijayakrama dan Pangeran Arya Adikara, lalu Pangeran Wijaya Kusuma dari Demak serta Pangeran Zakaria.
Saat itu, Fatahillah memberikan keempatnya nama Pangeran Jayakarta. Hal ini dilakukan untuk mengelabui Belanda. Keempat pangeran tersebut dipimpin oleh Pangeran Zakaria untuk mempertahankan Jayakarta.
Hingga akhirnya sebelum masa kejayaannya usai, Pangeran Zakaria mendirikan sebuah masjid, di lokasi yang sekarang disebut sebagai kawasan Jatinegara Kaum.
Masjid ini didirikan dengan tujuan awal sebagai benteng pertahanan Pangeran Jayakarta, selain itu juga sebagai tempat syiar agama Islam, terutama bagi penduduk lokal.
Sebelumnya dijelaskan bahwa masyarakat sering tertukar tentang lokasi makam Pangeran Jayakarta yang berada di daerah Mangga Dua.
Hal ini bukan tanpa alasan, sebab dahulu Pangeran Jayakarta sempat melarikan diri ke wilayah mangga dua, beliau melepaskan jubahnya dan melemparnya ke sumur.
Pasukan Belanda yang saat itu sedang memburunya, mengira Pangeran Jayakarta jatuh ke sumur, hingga menembakinya, dan menganggap beliau telah meninggal di sumur tersebut, padahal tidak demikian.
Pangeran Jayakarta terus bersembunyi dari musuh, hingga menghimpun kekuatan secara penuh. Masjid yang dijadikannya sebagai benteng pertahanan, juga akhirnya menjadi makamnya.
Oleh karenanya, masjid tersebut hingga kini tetap terjaga, karena bagian dari sejarah penting kota Jakarta.
Demikianlah kisah seputar Pangeran Jayakarta, selamat menikmati taman makam sejarah Pangeran Jayakarta.
[ad_2]