10 Foto Monumen Van Der Wijck Lamongan, Tiket Masuk Wisata, Letak Lokasi + Jam Buka
[ad_1]
Alamat Tempat Wisata: Jalan Tuban-Gresik, Brondong, Sedayulawas, Kabupaten Lamongan, Jawa Timur 62263
Map: KlikDisini
Harga Tiket Masuk: Free
Buka/Tutup: 24 Jam
Nomor Telp: –
Siapa yang tidak mengetahui novel populer karya Buya Hamka berjudul Tenggelamnya Kapal Van Der Wijk. Selain novelnya yang melegenda, filmnya juga mendapat respon sangat baik oleh penikmat film Indonesia.
Film ‘Tenggelamnya Kapal Van Der Wijk’ diperankan sangat apik oleh aktor aktris Indonesia kenamaan – Herjunot Ali dan Pevita Pierce sehigga membuat kisah sedih percintaan antara Zainudin dan Hayati semakin dikenal oleh generasi masa kini.
Apakah ada hubungan antara novel dan monumen Van Der Wijk di Lamongan? Hubungan secara langsung tentu tidak karena kisah tersebut hanya fiktiv belaka namun tenggelamnya kapal Van Der Wijk Lamongan adalah non fiktiv atau nyata memang terjadi.
Sejarah
Monumen Van Der Wijk sengaja didirikan oleh pemerintahan kolonial Belanda demi mengenang kisah karamnya kapal Van Der Wijk di perairan Lamongan.
Selain untuk mengenang, keberadaan monumen adalah bentuk rasa terimakasih kepada warga Lamongan oleh Belanda karena ketika terjadinya musibah tersebut warga Lamongan dengan tulus membantu dalam berbagai jenis pertolongan.
Van Der Wijk merupakan sebuah kapal uap kepunyaan KPM (Koninklijke Paketvaart Maatschappij) yang kala itu menyediakan rute pelayaran di perairan wilayah Hindia Belanda. Perusahaan ini merupakan asal mula dari berdirinya PELNI (Pelayaran Nasional Indonesia).
Kapal ini dibuat pada tahun 1921 di Rotterdam oleh Maatschappij Fijenoord. Kapal Van der Wijk mempunyai berat mencapai 2.596 ton dengan lebar 13,5 M.
Kapal Van der Wijk memiliki julukan “de meeuw” atau “The Seagull” disebabkan bentuk dan tampilannya yang tenang dan elegan.
Untuk pelayaran yang keterakhir kalinya, kapal ini melalui rute Bali – Semarang dan berhenti dulu di Surabaya.
Pada tanggal 20 Okt tahun 1936 tepatnya di hari Selasi, kapal ini karam ketika melakukan pelayaran di perairan lamongan sekitar 12 ml dari kawasan Pantai Brondong.
Total penumpang adalah 226 jiwa terdiri dari 187 penduduk Pribumi dan 39 penduduk kebangsaan Eropa. Untuk awak kapal adalah 1 kapten, 1 telegrafis, 1 steward, 11 perwira, 5 pembantu di kapal dan terdapat 80 ABK pribumi.
Dalam musibah tersebut terdapat beberapa versi jumlah korban dalam peristiwa naas itu. Di laman Wikipedia menuturkan jika kapal Van Der Wijk menelan 4 korban yang tewas dan 49 orang tidak diketemukan karena kemungkinan besar terbawa ombak di lautan.
Menurut Theshiplist.com menuturkan jika korban tewa berjumlah 58 orang. Sedangkan menurut Koran De Telegraaf yang terbit pada 22 Okt 1936 menjelaskan bahwa jumlah korban hilang adalah 42 orang.
Van Der Wijk merupakan nama dari Gubernur Jenderal Hindia Belanda yang memerintah sejak tanggal 17 Oktober 1893 hingga 3 Oktober 1899.
Pengangkatan beliau dipilih langsung oleh Ratu Emma van Waldeck-Pymont. Beliau memiliki nama kepanjangan yaitu Carel Herman Aart van der Wijk.
Lokasi
Letak monumen Van Der Wijk adalah di belakang gapura yang mengarah ke Pelabuhan dan TPI (Tempat Pelelangan Ikan) Brondong atau tepatnya di dalam pekarangan kantor Perum Prasana Perikanan Samudra Cabang Brondong,
Bentuk dari monumen menyerupai pos pengintai area pantai dengan tinggi mencapai 15 meter. Warna monumen sebagian besar adalah biru dan kuning. Ada di beberapa bagian dinding monumen yang catnya mulai mengelupas dan terlihat agak kusam.
Disini ada dua prasasi yang terletak di bagian timur dan barat dinding monumen berbahan pelat besi. Tulisan dalam prasasti berupa 2 bahasa yaitu Belanda dan Indonesia.
Untuk prasasti sebelah timur bertuliskan ‘Martinus Jacobus Uytermerk Radiotelegrafist Aan Boord S.S.,, Van Der Wijck 20 October 1936 Hij Bleeef Getrouw Tot In Den Dood Zijn Nagedachtenis Zijeere. Zijne Vrienden’.
Sedangkan prasasti di bagian barat bertuliskan ‘Tanda-Peringatan Kapada Penoeloeng-Penoeloeng Waktoe Tenggelamnja Kapal “VAN DER WIJCK DDO” 19-20 October 1936’.
Alamat monumen lumayan dekat dengan jalan raya, tidak hanya rute ke TPI atau Pleabuhan namun juga ke atau jalan raya Pantai Utara Lamongan.
Akan tetapi karena tidak tersedianya plang penunjuk jalan yang mengarah ke Monumen Van Der Wijk sehingga beberapa orang yang tidak mengetahui menganggapnya hanyalah bangunan biasa yang termasuk dari areal kantor
banyak orang awam yang menganggap monumen itu sebagai bagian dari bangunan kantor Perum Prasana Perikanan Samudra.
Ini adalah saksi bisu sejarah bagaimana kisah tragis tenggelamnya kapal Van Der Wijk yang masih kokoh berdiri hingga kini.
Harga Tiket Masuk dan Fasilitas
Fasilitas yang disediakan disini standar yang ada di sebuah tempat wisata yaitu area parkir dan MCK. Anda tidak perlu khawatir karena tempat parkirnya cukup luas dan nyaman.
Para pengunjung yang datang biasanya para pecinta sejarah dan para pemburu foto vintage. Untuk tiket masuknya sendiri adalah gratis dan dibuka selama 24 jam.
[ad_2]