10 Foto Situ Lengkong Panjalu Ciamis, Tiket Masuk, Lokasi Alamat + Asal Usul Wisata
[ad_1]
Alamat Tempat Wisata: Desa Panjalu, Kecamatan Panjalu. Kabupaten Ciamis, Provinsi Jawa Barat, 46264
Map: Klik Disini
Harga Tiket Masuk: IDR 2.500,-
Buka / Tutup:
No. Nomor Telp:
Ada banyak hal yang menarik yang bisa dikupas dari sebuah tempat wisata yang sering dikunjungi sobat traveller semua. Cerita tersebut bermacam-macam adanya. Biasanya, cerita mistis dan mitos yang mengiringi keindahan suatu tempat.
Pulau Jawa adalah salah satu pulau yang masih mempercayai hal-hal yang berbau klenik dan mistis sebuah tempat wisata. Walaupun, tempat wisata tersebut sudah ramai dan banyak dikunjungi orang. Namun, cerita mistis yang berkembang tetap saja terus berkembang.
Cerita itu menjadi sebuah kekuatan untuk lebih mempromosikan tempat wisata tersebut. Entah mengapa banyak orang yang selalu tertarik dengan cerita mistis yang seakan menjadi sebuah magnet dan sarana promosi yang paling ampuh.
Salah satu cerita mistis yang bersanding dengan mitos yang begitu kuat itu bernama Situ Lengkong Panjalu Ciamis. Sebuah Danau yang berada di daerah Jawa Barat. Keindahan kawasannya hampir menyaingi keseruan kisah yang berkembang di kalangan masyarakat.
Asal Muasal Situ Lengkong Panjalu.
Prabu Cakradewa adalah Raja dari Kerajaan Panjalu yang mempunyai anak bernama Sanghyang Borosngora. Sebelum naik tahta, Prabu Cakradewa menginginkan anaknya untuk menuntut ilmu agama sebanyak-banyaknya terlebih dahulu.
Prabu Cakradewa memberikan sebuah benda bernama Gayung Bungbas untuk anak kesayangannya itu. Sanghyang Borosngora diketahui menuntut ilmu kekebalan. Ilmu yang ternyata dianggap tabu di lingkungan kerajaan Panjalu.
Karena ilmu kekebalannya itu Sanghyang Borosngora di usir dari istana. Demi kebaikan, Ayahandanya menyuruh anaknya tersebut menuntut ilmu ke mekkah dan memberi Gayung. Fungsi dari gayung adalah Sanghyang Borosngora harus membawa cendera mata air zam-zam.
Sepulang dari tanah suci, Sanghyang Borosngora pun membawa air zam-zam di gayung pemberian Ayahnya. Air itu pun lantas, dikucurkan di sebuah lembah dimana lembah tersebut dikelilingi oleh Pasir Jambu.
Aneh bin ajaib, dimana pasir yang disirami dengan air tersebut berubah menjadi sebuah danau yang cukup luas dan indah. Keindahannya mampu membius setiap orang untuk berlama-lama di tempat ini. Begitulah sejarah Danau Situ Lengkong menurut legenda masyarakat sekitar.
Nusa Larang.
Situ Lengkong Panjalu sudah ditetapkan sebagai cagar alam yang dimiliki oleh ciamis. Penetapan tersebut sudah terjadi begitu sangat lama. Pada saat pemerintahan Jenderal Hindia Belanda. Pada Tanggal 21 Februari 1919.
Kawasan yang mempunyai luas kurang lebih 5 Hektar ini memiliki sebuah tempat bernama Nusa Larang. Adakah sobat Traveler yang tahu? Apakah itu Nusa Larang yang masih berhubungan dengan Sanghyang Borosngora?
Nusa Larang adalah sebuah tempat Pasir Jambu atau bisa juga kalau sekarang dilihat adalah pulau kecil. Konon katanya, pulau kecil ini adalah pusat pemerintahan Kerajaan Panjalu. Nusa Larang pun dahulu juga dipakai sebagai pusat penyebar agama islam di Panjalu.
Nusa Larang berarti Tanah Terlarang yang diambil dari kota mekkah yang berarti kota yang disucikan. Nusa Larang menjadi tempat peristirahatan terakhir para piminan kerajaan Panjalu. Di Sini pula dimakamkan Prabu Hariang Kencana.
Makam keramat ini selalu ramai dikunjungi oleh para wisatawan yang berkunjung ke tempat yang juga menjadi situs tempat ziarah. Hanya saja, sering disalahgunakan sebagai tempat yang mendatangkan pesugihan.
Salah satu tokoh yang menyebabkan Nusa Larang menjadi cagar budaya adalah Dr Sijfret Hendrik Koordres. Beliau adalah seorang ahli Botani yang menjadi pelopor mencatat berbagai jenis pohon yang berada di wilayah pulau jawa.
Dijadikannya Nusa Larang menjadi Cagar Alam merupakan sebuah hadiah yang sangat menyenangkan. Hasil dari kerja keras yang tiada henti. Memang, setiap orang yang tidak pernah kenal lelah akan menghasilkan apa yang diinginkannya.
Sebagai sebuah Cagar Alam, Nusa Larang memiliki beragam jenis Flora yang enak untuk dilihat dan dipandang mata. Beberapa jenis Flora yang tumbuh di Nusa Larang adalah Kondang, Kileho, dan Kihaji.
Tidak hanya Flora saja. Fauna pun tumbuh secara berdampingan menghadirkan sebuah pemandangan yang berbeda. Beberapa Fauna yang ikut berkembang di Nusa Larang adalah Tupai, Burung Hantu, Kelelawar. Serta masih banyak lagi jenis Fauna yang ada di sini.
Upacara Adat.
Selain keindahan danau dan berbagai macam kisahnya. Situ Lengkong Panjalu mempunyai salah satu daya tarik yang lain. Salah satu daya tarik itu adalah adanya sebuah upacara adat yang dilakukan dan menjadi agenda wajib masyarakat Panjalu.
Upacara adat ini disebut dengan Nyangko. Masyarakat Panjalu biasanya melakukan upacara adat ini dengan membersihkan benda-benda pusaka yang di tempatkan di Bumi Alit. Biasanya, di laksanakan pada bulan Maulud di hari Senin atau Kamis akhir bulan.
Sebelum melakukan prosesi ini. Seluruh masyarakat Panjalu menyiapkan Beras Merah yang wajib di kupas dengan tangan, tidak di tumbuk. Beras Merah ini berfungsi untuk membuat Tumpeng dan berbagai macam sajen yang dilakukan tanggal 1 maulud.
Benda pusaka akan diarak oleh keturunan Raja Panjalu. Biasanya, rombongan yang membawa benda pusaka ini memakai baju putih dan baju adat Sunda. Dengan menggunakan perahu mereka menyeberang menuju Nusa Larang dan dibawa di sebuah bangunan kecil.
Diringi dengan menggunakan musik rebana dan sholawat. Di cuci dengan air yang diambil dari tujuh sumber mata air yang di tambah dengan jeruk nipis. Setelah di cuci benda-benda pusaka ini akan kembali dikembalikan di tempat pensucian Bumi Alit.
Upcara adat ini selalu rutin dilakukan. Bahkan sudah diwariskan secar turun-temurun. Masyarakat pun percaya dengan dilakukan upacara adat ini akan terhindar dari berbagai macam kejadian aneh. Entah mitos atau bukan, begitulah adanya.
Situ Lengkong Panjalu adalah salah satu dari sekian banyak kisah dan cerita rakyat yang menjadi menarik. Salah satu tempat yang pas untuk menghabiskan waktu bersama dengan keluarga dan orang-orang yang dicintai. Menikmat danaunya yang begitu tenang.
[ad_2]