10 Gambar Tugu Jogja, Foto Malam Hari Yogyakarta Sejarah Mitos Alamat Lokasi Letak Wisata
[ad_1]
Alamat Tempat Wisata: Jalan Jend. Sudirman, Gowongan, Jetis, Yogyakarta 55233
Maps: Klik Disini
Harga Tiket Masuk: Gratis
Buka Tutup: 24 Jam
Nomor Telp: 0274 587486
Daftar Isi
Banyak Keistimewaan
Jogjakarta merupakan salah satu kota yang memiliki banyak keistimewaan tersendiri. Ada banyak kawasan wisata yang bisa memanjakan para wisatawan domestik maupun mancanegara di daerah ini.
Hal tersebut tentu saja mendukung dunia pariwisata Jogja untuk berkembang lebih baik lagi.
Di area selatan atau barat Jogja, kawasan wisata pantai menjadi salah satu daya tarik yang siap memanjakan para wisatawan.
Deretan pantai sudah menjadi salah satu incaran para wisatawan untuk mengisi waktu liburan mereka di kota pelajar ini.
Selain pantai, kawasan wisata alam lainnya juga bisa ditemukan di kota pelajar ini seperti Goa Pindul, Hutan Mangrove, hutan pinus Mangunan hingga Air Terjun Sri Gethuk yang eksotis.
Selain itu, kawasan wisata budaya di Jogja juga siap memberikan sisi pengetahuan dan edukasi mengenai perkembangan sejarah di kota Gudeg ini.
Para wisatawan bisa mengunjungi Candi Prambanan, Ratu Boko, Borobudur dan Candi Ijo. Sederet tempat tersebut bisa memberikan pengetahuan dan informasi yang komplit bagi para wisatawan.
Sementara di pusat kota sendiri terdapat salah satu landmark atau ikon yang tidak kalah menarik untuk dikunjungi namanya Tugu Jogja.
Tugu Jogja menjadi pusat perhatian dari para wisatawan yang berlibur ke sini. Tidak jarang wisatawan sengaja datang mengunjungi tugu yang sarat dengan cerita sejarah dan sisi historis ini.
Apalagi tugu Jogja ini memang cukup terkenal di kalangan para wisatawan dan masyarakat kota Gudeg.
Sejarah Singkat
Tugu Jogja seperti diketahui bersama merupakan ikon atau landmark dari kota Yogyakarta yang cukup terkenal di kalangan masyarakat.
Tugu ini ternyata sudah berusia lebih dari 300 tahun atau 3 abad dan menyimpan banyak sekali cerita sejarah serta sisi historis dari kota Yogyakarta.
Simbol dan lambang kota Yogyakarta ini pertama kali dibangun pada masa pemerintahan Sultan Hamengku Buwono I yang merupakan pendiri dari istana Keraton Yogyakarta.
Tugu ini dibangun pada saat itu untuk menjadi sumbu imaginer yang memiliki nilai magis dan menghubungkan antara Gunung Merapi dengan Laut Selatan.
Dan Tugu ini berada di tengah-tengahnya dan menjadi sumbu kedua kutub di Jogja tersebut.
Jika para wisatawan mampu memperhatikan kala mengunjungi kawasan wisata Keraton Yogyakarta, tentu saja akan terlihat sebuah garis lurus imajiner jika melihat ke arah utara.
Di sini para wisatawan bisa melihat area Jl. Malioboro, Jl.Mangkubumi dan Tugu Jogja yang menghubungkan ke Jl. Monumen Jogja Kembali serta menuju ke arah gunung Merapi.
Garis lurus imajiner yang terhubung antara Kraton, Tugu dan Merapi bisa terlihat dengan jelas.
Kawasan Tugu ini juga memiliki gambaran sebagai Manunggaling Kawula Gusti yang memiliki arti sebagai semangat persatuan yang digugah oleh Sultan untuk melawan penjajah yang datang ke Indonesia dan Jogja.
Semangat persatuan ini tentu saja bisa terlihat dari bentuk tiang bangunan tugu yang memiliki bentuk gilig atau silider.
Sementara di area puncak ini memiliki bentuk bulat atau bahasa jawanya golong yang membuat Tugu Jogja ini pada zaman dulu disebut sebagai Tugu Golong Gilig.
Tugu ini ternyata juga memiliki arti bahwa ketika Sultan Yogyakarta hendak melakukan meditasi memberikan petunjuk ke atas guna menghadap ke arah puncak gunung Merapi di sebelah utara Jogja.
Tugu Yogyakarta ini pada awalnya bukan berbentuk seperti yang sekarang sering dilihat oleh para wisatawan.
Dahulu tugu ini memiliki bentuk tiang silinder dengan bentuk yang mengerucut. Sementara di area bawahnya atau di area dasarnya sendiri terdapat sebuah pagar yang melingkari tugu.
Sedangkan di area puncaknya ini memiliki bentuk bulat. Tugu ini dulu memiliki tinggi sekitar 25 meter.
Perubahan bentuk tugu terjadi setelah tanggal 10 Juni 1867. Hal ini disebabkan adanya bencana gempa bumi yang sangat dahsyat dan besar dan menguncang kota Yogyakarta.
Dan ditahun 1889 ini Belanda kala itu memprakarsai dengan membangun kembali Tugu Jogja yang runtuh. Akan tetapi bentuknya berbeda dengan bentuk awal.
Pemerintah Belanda yang berkuasa di Jogja membangun Tugu Jogja dengan bentuk persegi yang menambahkan hiasan prasasti di setiap sisi dari tugu tersebut.
Dan prasasti ini mempunyai tulisan dan informasi mengenai siapa saja yang ikut terlibat dalam pembangunan ulang tugu Jogja ini.
Sementara di area puncak tugu ini juga tidak lepas dari perubahan. Pada pembangunan baru ini area puncak berbentuk kerucut atau runcing yang menggantikan bentuk bulat.
Tentu saja memberikan bentuk yang jauh berbeda. Sekilas mirip dengan Monumen Nasional. Selain itu untuk tingginya juga diubah.
Jika sebelumnya memiliki tinggi 25 meter, sekarang dirubah menjadi 15 meter atau 10 meter jauh lebih rendah dari tugu Jogja semula. Setelah resmi selesai, tugu ini diberi nama menjadi De Witt Paal atau bernama Tugu Pal Putih.
Ternyata ada maksud tersendiri mengapa Belanda mengubah bentuk dan desain dari Tugu Jogja ini.
Perubahan bentuk tugu ini menjadi salah satu taktik dari pemerintah Belanda guna mengikis persatuan rakyat dan juga raja di Jogjakarta guna menghadapi penjajag Belanda.
Akan tetapi rencana dan taktik tersebut tidak berjalan sesuai dengan harapan pemerintah Belanda.
Pasalnya, perlawanan dari masyarakat Jogja semakin tinggi dan juga kencang. Hal ini membuat Belanda sedikit kewalahan dengan hal itu.
Letak Lokasi
Tugu Jogja ini lokasinya berada di pusat kota tepatnya di perempatan antara Jl. Pangeran Mangkubumi, Jl. Jenderal Sudirman, Jl. AM.Sangaji dan Jl. Pangeran Diponegoro.
Akses menuju ke kawasan wisata ini sangat mudahdisebabkan letaknya yang strategis dan berada di tengah perempatan jalan.
Akses Menuju Lokasi
Jika berangkat dari luar kota Jogja terutama dari arah timur yaitu dari kota Surabaya – Solo, para wisatawan cukup lurus mengikuti jalan Solo yang menuju ke arah barat.
Lurus ikuti jalan utama hingga melewati jembatan Janti, Gapura Selamat Datang dan juga Jembatan Kali Code di Sudirman. Setelah itu para wisatawan sudah sampai di Tugu Jogja.
Sementara jika berangkat dari arah Barat yaitu Jakarta – Purwokerto, para wisatawan bisa mengikuti jalur dari arah gamping terutama dari pasar Gamping.
Dari pasar Gamping ini para wisatawan bisa menemukan pertigaan lampu merah yang akan menghubungkan dengan akses jalan ringroad Jogja.
Setelah itu dilanjutkan dengan berjalan lurus dan bertemu dengan perempatan lampu merah kedua atau perempatan Gamping.
Dari sini perjalanan dilanjutkan ke arah kanan atau ke arah timur. Ikuti terus jalur utama hingga nanti akan bertemu dengan tugu Jogja yang berada di antara akses jalan utama.
Sedangkan jika bergerak dari arah utara atau dari kota Semarang – Magelan), para wisatawan bisa melanjutkan perjalanan menuju ke jalan lingkar utara atau ringroad Jogja.
Dari sini bisa berbelok menuju ke arah timur hingga akan menemukan sebuah Monumen Jogja kembali yang berada di bagian sisi kiri jalan.
Setelah itu berbelok ke kanan atau bisa melanjutkan ke arah selatan dari perempatan lampu merah di depan monumen. Ikuti jalur utama hingga bertemu dengan Tugu Jogja.
Bagi para wisatawan yang menggunakan kereta dan turun di stasiun Tugu, bisa berjalan kaki saja menuju ke arah utara yang berjarak kurang dari 1 km atau lebih tepatnya 800 meter.
Bisa juga menggunakan bis seperti bis trans Jogja yang bisa mengantarkan ke Tugu. Akan tetapi tanyakan terlebih dahulu kode bis yang bisa mengantarkan ke arah Tugu.
Sementara jika para wisatawan berangkat dari arah Malioboro atau Kraton, para wisatawan bisa melalui jalan Mataram lalu dilanjutkan ke arah Kota Baru dan Jalan Jend. Sudirman.
Sementara arah lainnya bisa melalui Jalan Bhayangkara atau Ngampilan dan Pathuk menuju ke arah Jl Pangeran Diponegoro.
Sementara jika dari arah Utara atau jalan Kaliurang, bisa mengambil jalur dari Jl Monumen Jogja Kembali yang menuju ke arah Jl AM Sangaji.
Para wisatawan lurus terus mengikuti jalur utama hingga bertemu dengan Tugu Jogja. Sedangkan dari arah UGM, para wisatawan bisa melalui jalan C. Simanjuntak atau Cik Di Tiro.
Setelah itu berbelok ke kanan melalui Jalan Sudirman. Dari Cik Di Tiro para wisatawan harus lurus terlebih dahulu menuju ke Kota Baru.
Bagi yang ingin mengunjungi kawasan wisata Tugu Jogja ini tidak perlu repot-repot mengeluarkan biaya. Pasalnya harga tiket masuk ke tugu ini gratis.
Dan letaknya sendiri berada di public area yang memperbolehkan semua orang bisa masuk. Jika ingin berkunjung di siang hari, harap berhati-hati.
Pasalnya arus lalu lintas sangat ramai pada siang. Waktu yang paling pas untuk berkunjung ke sini adalah malam hari.
Sementara di bagian Selatan terdapat replika Tugu Golong Gilig lengkap dengan prasasti di belakangnya. Hal ini untuk memberikan informasi kepada masyarakat umum mengenai sejarah dari Tugu Jogja ini.
Fasilitas
Tugu Jogja sudah menjadi kawasan wisata yang pas untuk memanjakan para wisatawan. Tidak heran jika di sini fasilitasnya cukup memadai.
Salah satunya adalah area tempat parkir. Bagi para wisatawan yang membawa kendaraan roda empat, area parkir memang sedikit lebih sulit ditemukan terutama di siang hari.
Biasanya para wisatawan akan diarahkan untuk parkir di area parkir Bank Mandiri yang letaknya berada di sebelah timur dari perempatan Tugu Jogja tersebut.
Atau bisa juga di area parkir umum Abu Bakar Ali yang berdekatan dengan Stasiun Tugu. Akan tetapi harus berjalan kaki dari tempat parkir ini.
Hal ini karena memang dikarenakan kawasan wisata Tugu Jogja ini bukan tempat wisata. Sehingga pemerintah setempat tidak menyediakan area parkir khusus.
Oleh sebab itu disarankan untuk datang ke kawasan Tugu ini pada malam hari. Pasalnya para wisatawan bisa memarkir kendaraan mereka di sekitar jalan Mangkubumi.
Di sini sudah tersedia parkir di depan perkantoran. Apalagi pada malam hari area perkantoran akan tutup. Dan area parkir akan lebih luas.
Selain itu, ada banyak penginapan yang bisa ditemukan di sekitar Tugu Jogja. Mulai dari bintang 1 hingga bintang 5.
Tentu saja harga relatif lebih aman di kantong. Para wisatawan bisa mencarinya di situs-situs travel. Bisa juga check in langsung ketika berkunjung ke Jogja.
Akan tetapi disarankan untuk memesan terlebih dahulu. Apalagi jika musim liburan. Di dekan Tugu ada 101 Hotel, HaIDRr, Grand Zuri hingga Horison Hotel.
Selain penginapan, jajanan dan kuliner bisa ditemukan di dekat Tugu Jogja ini. Salah satu yang cukup terkenal adalah Gudeg bu Waginem, jaraknya hanya 100 meter ke arah jalan Diponegoro.
Gudeg bu Waginem ini memiliki sajian yang berbeda dimana menggunakan sayur daun singkong.
Sementara tidak jauh dari Tugu juga terutama di daerah Selatan Tugu, para wisatawan bisa nongkrong di Angrkingan KR.
Bersantai sejenak sembari menikmati malam di sini menjadi salah satu kegiatan yang menyenangkan.
[ad_2]